Komisi V Dorong Pemprov Bali Atasi Sedimentasi Waduk Muara
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Lasarus bersama tim saat meninjau pembangunan Waduk Muara, Nusa Dua, Bali.Foto :Nadya/rni
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Lasarus mendorong Pemerintah Provinsi Bali untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat Bali yang tingggal di sepanjang bantaran kali, agar tidak membuang limbah rumah tangga ke kali, karena hal ini menjadikan adanya sedimentasi yang berakhir di Waduk Muara, yang terletak di Nusa Dua, Provinsi Bali.
Menurutnya, pemprov dan pemerintah daerah berperan mendorong masyarakat Bali untuk dapat menjaga kebersihan kali yang masuk ke Waduk Muara. Mengingat, permasalahan sekarang, sedimentasi di Waduk Muara menjadi tinggi, karena terjadi erosi diatas tampungan di Waduk Muara ini.
“Kalau sumber air dari perhuluan sangat terjaga dengan baik, seharusnya air yang masuk di muara ini juga baik,” kata Lasarus usai memimpin Tim Kunjungan Reses Kerja Komisi V DPR RI meninjau pembangunan Waduk Muara, Nusa Dua, Bali, Jumat (02/11/2018).
Lebih lanjut Lasarus memaparkan, air yang akan ditampung di Waduk Muara ini nantinya akan diolah menjadi air bersih yang dapat memenuhi 2 lokasi, yaitu daerah Kuta dan Sanur. Jika kualitas air di Waduk Muara baik, maka air yang dihasikan juga baik. Namun banyaknya sampah limbah rumah tangga menghambat hal tersebut.
Ironisnya, imbuh legislator PDI-Perjuangan itu, Kepala Balai Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyatakan bahwasanya dalam sehari Waduk Muara ini menghasilkan sampah sejumlah tidak kurang dari 20 truk sampah setiap harinya secara fluktuatif.
Lasarus mendorong adanya sinergitas antara Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR bersama Pemprov Bali. Hal ini untuk melakukan upaya perbaikan kualitas air dan juga sungai yang nantinya bermuara di waduk tersebut, juga dengan membuat program yang dapat memperkaya pemahaman masyarakat soal kebersihan lingkungan.
“Limbah-limbah rumah tangga nanti ditampung dan dikelola, sehingga kualitas air yang masuk ke kali ini sudah kondisinya bagus dengan sendirinya, dan air baku ini menjadi baik. Kita berharap kesadaran pemda bekerjasama dengan pemerintah pusat. Ini pola penanganannya juga sudah tahu, tinggal pelaksanaannya saja,” tandas legislator dapil Kalbar itu.
Sementara Anggota Komisi V DPR RI Sadarestuwati menilai justru peran dari pemda cenderung tidak ada lagi. Sementara dari paparan Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR diketahui bahwasanya Waduk Muara itu akan dapat menampung 1 juta liter air. Akan tetapi ia merasa hal tersebut masih sangat kurang, dengan kondisi Bali yang terdapat banyak hotel.
“Hotel di sana-sini, kemudian kebutuhan air yang begitu tinggi ini otomatis akan mengikuti kebutuhan air. Dengan hanya mempunyai daya tampung 1 juta liter, menurut saya masih sangat kurang. Belum lagi debitnya yang hanya 500 liter per detik. Ini jauh dari kebutuhan yang seharusnya, pun masih harus berbagi lagi dengan PDAM,” kritisi Estu, sapaan akrabnya.
Legislator PDI-Perjuangan itu menekankan perlu adanya terobosan-terobosan untuk memecahkan persoalan air bersih di Bali. Menurutnya, tidak cukup jika upaya yang dilakukan hanya sampai pada pengelolaan Waduk Muara. Legislator dapil Jatim itu mengusulkan agar kedalaman Waduk Muara dapat ditambah lagi, tentunya dengan visibilities yang ada. (ndy/sf)